A. Dasar-Dasar Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam pengertian umum adalah suatu proses ketika seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), memengaruhi (influences) atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Dari pengertian umum tersebut dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan tindakan atau perbuatan seseorang yang menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak ke arah tujuan-tujuan tertentu.
a) Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirjo dalam bukunya
yang berjudul beberapa pandangan umum tentang pengambilan keputusan, menulis
kepemimpina sebagai berikut :
“Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh wibawa, sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya”
“Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh wibawa, sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya”
b) Haiman,
berpendapat bahwa kepemimpian adalah suatu proses dimana seseorang memimpin,
membimbing, direfleksikan dengan jiwa seni. Seni berarti disini adalah yaitu
indah dalam mempengaruhi, indah dalam membimbing, dan indah dalam mengarahkan.
Kalau sudah demikian, Insya Allah hasil kepemimpinan itu pun akan indah dalam
arti senang dan menyenangkan.
B. Tipelogi Kepemimpinan
1.
Kepemimpinan Tradisional
Secara
harfiah kepemimpnan tradisional dapat diartikan sebagai suatu kepemimpinan yang
lahir di tengah-tengah masyarakat primitif atau masyarakat yang baru tumbuh.
Dalam masyarakat yang primitif konsep kepemimpinan akan muncul sebagai suatu
jawaban dari kondisi objektif yang mereka alami, ketika suatu persoalan hidup
dan kehidupan mereka mengalami kemandegan. Dalam konteks ini corak kepemimpinan
yang berkembang adalah dalam bentuk feodal, karena siapa yang mempunyai
keberanian dia akan tampil ke depan, dan sekali merebut akan tetap
mempertahankan bahkan mewariskan kepada keturunannya. Kepemimpinan corak ini
berusaha untuk menyalurkan pemikiran dan tindakan pengikutnya ke arah
mengagungkan beberapa kelompok.
2. Kepemimpinan Kharismatik
Tipologi
kepemimpinan kharismatik ini diwarnai oleh indikator sangat besarnya pengaruh
sang pemimpin terhadap para pengikutnya. Kepemimpinan seperti ini lahir karena
pemimpin tersebut mempunyai kelebihan yang bersifat psikis dan mental serta
kemampuan tertentu, sehingga apa yang diperintahkannya rasionalitas dan
perintah tersebut. Jika dilihat lebih jauh seakan-akan antara pemimpin dengan
pengikutnya seperti ada daya tarik bersifat kebatinan atau magic.
Biasanya
dalam kepemimpina kharismatik, interaksinya dengan lingkuang lebih banyak
bersifat informal. Karena dia tidak perlu diangkat secara formal dan tidak
ditentukan oleh kekayaan, tingkat usia, bentuk fisik, dan sebagainya. Meskipun
demikian, kepercayaan pun mempercayainya dengan penuh kesungguhan, sehingga dia
sering dipuja dan dipuji bahkan dikultuskan. Sebab dalam kesehariannya dengan
kewibawaannya yang cukup besar dia mampu mengendalikan pengikutnya tanpa
memerlukan bantuan dari pihak lain.
Kepemimpinan
kharismatik biasanya menggunakan gaya persuasif dan edukatif. Apabila dilihat
dari kacamata administrasi dan manajemen sebenarnya kepemimpinan tipologi ini
akan jauh lebih berhasil apabila kebetulan pemimpinnya mendapat kepercayaan
pula sebagai pemimpin formal, baik dalam pemerintahan maupun dalam persatuan
atau organisasi kemasyarakatan.
3. Kepemimpinan Rasional
Kepemimpinan
dalam suatu organisasi hanya akan efektif, jika kepemimpinannya itu dapat
diterima oleh pengikutnya. Oleh sebab itu, kepemimpinan harus diimbangi dengan
nilai-nilai rasionalitas yang secara timbal balik diakui dan dibenarkan, baik
oleh sang pemimpin maupun pengikutnya. Salah satu bagian penting dari tugas
pemimpin adalah pengembangan sumber daya manusia atau orang-orang yang
dipimpin.
4.
Kepemimpinan Otoriter
Tipologi
kepemimpinan otoriter atau biasa juga disebut dengan istilah otokratis,
biasanya tidak bertahan lama dan kalaupun akan bertahan hanya dilingkungan
terbatas. Ketika masyarakat mulai berkembang dan maju, baik dalam arti
pendidikan maupun ekonomi dan peradaban, sekaligus bersamaan waktunya
kepemimpinan otoriter kan dijauhi oleh masyarakat.
Gaya
kepemimpinan represif, inspektif, dan investivigatif merupakan tingkah lakunya
sehari-hari. Gaya-gaya tersebut sekaligus membuktikan bahwa seorang pemimpinan
yang otoriter adalah seorang yang hanya mengutamakan kehendak sendiri.
Seolah-olah pada dirinya berhimpun dua kekuasaan, yaitu memberi perintah dan
menentukan keputusan.
5. Kepemimpinan Demokratis
Ada
beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran dalam melihat prototype
kepemimpinan yang demokratis antara lain adalah sebagai berikut :
1)
Menempatkan manusia dalam pandangan yang terhormat, mulia dan berpotensi.
2) Senantiasa
berusaha mempertautkan atara kepentingan dan tujuan organisasi dengan tujuan
dan kepentingan pribadi
3) Terbuka
menerima kritik dan saran dari siapa saja
4)
Berupaya menciptakan iklim yang kondusif dan mengutamakan kerja sama yang
kompak
5)
Mendorong bawahan untuk bebas berinisiatif, melalui kreativitas yang dinamis
6) Senantiasa
membina diri untuk bisa berkembang sebagai pemimpin yang berwawasan luas,
andal, dan berwibawa. Kepemimpinan demokratis adalah tipologi yang paling tepat
dan ideal untuk dikembangkan dalam organisasi yang modern. Pertimbangannya
adalah karena lebih cocok dengan fitrah manusia dan mudah untuk diterapkan
dalam semua lapisan baik masyarakat kota maupun masyarakat desa.
Secara
filosofis corak kepemimpinan demokratis akan tergambar dalam tindakan dan
perilaku kepemimpian antara lain sebagai berikut :
1)
Pemimpin menghargai pengikutnya secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan.
2)
Pengambilan keputusan sangat berorientasi kepada keputusan kelompok, bukan
hasil pemikiran dari seorang pemimpin saja.
3) Pola
dialog menjadi kebutuhan dalam menumbuhkan inisiatif kelompok.
4) Tugas
dan wewenang disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan yang tersedia.
5) Memberi
peluang yang luas kepada bawahan untuk berkembang sesuai dengan skill-nya
6) Selalu
mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapai adalah keberhasilan bersama
(kelompok).
6. Kepemimpinan Tunggal
Dalam ilmu
kepemimpinan dikenal istilah yang sama pengertiannya tetapi berbeda dalam
penerapannya, yaitu pimpinan dan kepala. Persamaan adalah sama-sama menghadapi
atau memimpin sekelompok orang dan sama-sama mempunyai tanggung jawab tertentu
dalam memimpin atau yang diberi amanah untuk melaksanakan suatu tugas pokok
sesuai dengan fungsinya. Sedangkan dalam penerapannya secara operasional
terdapat beberapa perbedaan yang sangat prinsipil, yaitu sebagai berikut :
1) Pimpinan
-
Bertindak sebagai organisator dan koordinator
-
Bertanggung jawab terhadap sekelompok yang dipimpinnya
- Merupakan
bagian dari kelompoknya
-
Kekuasaannya berasal dari kepercayaan anggota kelompok atau bawahannya
-
Dipilih dan diangkat atas kemauan dan persetujuan anggota kelompoknya.
2) Kepala
-
Bertindak sebagai penguasa
-
Bertanggung jawab terhadap atasan, bukan kepada bawahan
- Tidak
selalu merupakan bagian dari kelompoknya
-
Kekuasaannya berpijak dari peraturan-peraturan
- Tidak
dipilih, melainkan diangkat oleh atasan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan.
7. Kepemimpinan Kolektif
Pengertian
kolektif adalah bersama, jadi tipologi kepemimpinan yang kolektif bermakna
bahwa kepemimpinan tidak dijalankan oleh orang seorang dalam kapasitas jabatan
apa saja. Tetapi yang menonjol adalah kebersamaan, baik dalam memberikan
penilaian terhadap hasil usaha dan pengawasan.